Kisah Ainul Mardhiah Bidadari Paling Cantik di Surga

Selain digambarkan mengenai keindahan fisik dan akhlaknya, bidadari surga juga digambarkan sebagai sosok yang berbau harum. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Tidak diragukan lagi jika bidadari surga adalah sosok yang sangat cantik. Namun di antara banyaknya bidadari surga, ada salah satu yang paling cantik. Bidadari itu bernama Ainul Mardhiah. Bidadari bernama Ainul Mardhiah itu hanya diberikan Allah SWT kepada orang-orang yang berjihad.

Nama Ainul Mardhiah berarti mata yang diridhai atau setiap pandangan yang melihatnya pasti akan menemukan keridhaan di hati. Kisah tentang bidadari surga tercantik ini telah diceritakan Hadits Nabi Riwayat Tirmidzi:

Ketika pagi hari di bulan Ramadhan, Nabi sedang memberikan targhib (ajakan untuk semangat berjihad) kepada pasukan Islam. Nabi pun bersabda, “Sesungguhnya orang yang mati syahid karena berjihad di jalan Allah, maka Allah akan menganugerahkannya Ainul Mardhiah, bidadari paling cantik di surga."

Salah satu sahabat yang masih muda yang mendengar cerita itu menjadi penasaran. Namun, karena malu kepada Nabi dan sahabat-sahabat lain, sahabat ini tidak jadi mencari tahu lebih dalam mengenai Ainul Mardhiah.

Waktu Dzuhur sebentar lagi, sesuai sunnah Rasul, para sahabat dipersilakan untuk tidur sejenak sebelum pergi berperang. Bersama kafilah perangnya pun sahabat yang satu ini tidur terlelap dan sampai bermimpi.

Di dalam mimpinya dia berada di tempat yang sangat indah yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Dia pun bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Ia pun bertanya kepada wanita tersebut, “Di manakah ini?”

“Inilah surga,” jawab wanita itu.

Kemudian sahabat ini bertanya lagi, “Apakah Anda Ainul Mardhiah?”

“Bukan, saya bukan Ainul Mardhiah. Kalau Anda ingin bertemu dengan Ainul Mardhiah, dia sedang berada di bawah pohon yang rindang itu.”

Didapatinya oleh sahabat itu seorang wanita yang kecantikannya berkali-kali lipat dari wanita pertama yang ia lihat.

“Apakah Anda Ainul Mardhiah?” tanya sahabat itu.

“Bukan, saya ini penjaganya. Kalau Anda ingin bertemu di sanalah singgasananya,” jawab sang bidadari.

Lalu sahabat ini pun pergi ke singgasana tersebut dan sampailah ke suatu mahligai. Didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya yang sedang mengelap-ngelap perhiasan.

Sahabat ini pun memberanikan diri untuk bertanya, “Apakah Anda Ainul Mardhiah?”

“Bukan, saya bukan Ainul Mardhiah. Saya penjaganya di mahligai ini. Jika Anda ingin menemuinya, temuilah ia di mahligai itu,” jawab sang bidadari.

Pemuda itu pun beranjak dan sampailah ke mahligai yang ditunjukkan. Didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya dan sangat pemalu.

Pemuda itu pun bertanya, “Apakah Anda Ainul Mardhiah?”

“Ya, benar saya Ainul Mardhiah,” jawab sang bidadari.

Pemuda itu pun mendekat, tetapi Ainul Mardhiah menghindar dan berkata, “Anda bukan seorang yang mati syahid.”

Seketika itu juga pemuda itu terbangun dari mimpinya. Dia pun menceritakan ceritanya ini kepada seorang sahabat kepercayaannya yang dimohonkan untuk merahasiakannya sampai ia mati syahid.

Komando jihad pun menggelora. Sahabat ini pun dengan semangatnya berjihad untuk dapat bertemu dengan Ainul Mardhiah. Ia pun akhirnya mati syahid.

Di petang hari ketika buka puasa, sahabat kepercayaan ini menceritakan mimpi sahabat yang mati syahid ini kepada Nabi.

Nabi pun membenarkan mimpi sahabat muda ini dan Nabi bersabda, “Sekarang ia bahagia bersama Ainul Mardhiah."

Komentar